Pada11 Januari 1833, pertahanan Belanda diserang oleh gabungan dari kaum Adat dan kaum Padri. Disini lagi-lagi Belanda menerapkan siasat licik yang berujung dengan penangkapan Tuanku Imam Bonjol pada 1837 yang kemudian diasingkan ke Cianjur, Ambon, dan berakhir di Minahasa hingga beliau wafat.
- Perang Padri terjadi di Sumatera Barat antara tahun 1803 hingga 1838. Pada awalnya, perang ini hanya melibatkan dua golongan masyarakat Minangkabau, yakni kaum Adat dan kaum Padri. Namun, dalam perkembangannya, Belanda mulai ikut campur hingga Perang Padri berubah menjadi perang Perang Padri, agama menjadi faktor penting yang membuat peperangan berkecamuk. Lantas, mengapa faktor agama menjadi faktor sentral dalam Perang Padri? Baca juga Mengapa Perang Padri Berubah Menjadi Perang Kolonial?Perang Padri dipicu masalah agama Alasan mengapa faktor agama menjadi faktor sentral dalam Perang Padri adalah karena peperangan ini dipicu oleh perbedaan prinsip mengenai agama antara kaum Padri dan kaum Adat. Kaum Padri adalah kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi syariat Islam. Bagi kaum Padri, ajaran Islam harus dilaksanakan secara menyeluruh dan meninggalkan adat atau budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sedangkan kaum Adat adalah golongan masyarakat di Minangkabau yang masih melestarikan adat dan memegang nilai-nilai tradisi dari leluhur. Kaum Adat, termasuk yang sudah masuk Islam, masih melakukan sabung ayam, minum minuman keras, dan berjudi.
Perang Padri merupakan peperangan yang terjadi di Sumatera Barat pada wilayah Kerajaan Pagaruyung pada tahun 1803-1838. Perang Padri bermula terjadi perbedaan prinsip terhadap agama antara kaum Padri dengan kaum adat. Kala itu pada tentang tahun 1803 hingga 1804, sekelompok ulama dari kaum Padri telah melakukan ibadah haji dan kembali ke Sumatera Barat.
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang24 November 2021 1622Hai Kurniawan I. Kakak bantu jawab ya Jawaban yang tepat adalah A Untuk lebih jelasnya, simaklah penjelasan berikut ini Perang Padri merupakan peperangan yang terjadi di Sumatera Barat pada 1803-1838. Perang Padri awalnya terjadi karena adanya perbedaan prinsip mengenai agama antara kaum Padri dengan kaum Adat. Namun, lama-lama perang Padri menjadi perjuangan melawan penjajah Belanda. Karena kaum Padri dan kaum Adat bergabung jadi satu berjuang melawan Belanda. Perang Padri terjadi karena ada pertentangan dari kaum Padri atau kelompok ulama terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar ajaran agama Islam dapat dijalankan dengan sempurna oleh masyarakat. Kebiasaan tersebut seperti, judi, sabung ayam, minuman keras, tembakau maupun penggunaan hukum matriarkat untuk pembagian warisan. Namun masyarakat masih tetap menjalankan kebiasaan tersebut dan membuat kaum Padri marah sehingga terjadinya peperangan. Perang Padri bisa disebut juga sebagai perang saudara. Karena dalam perang tersebut melibatkan Minang dan Mandailing. Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan, sementara kaum Adat dipimpin Sultan Arifin Muningsyah. Semoga bermanfaat

Perbuatankaum Adat inilah yang membuat kaum Padri merasa marah dan akhirnya meletus perang saudara pada 1803, atau yang dikenal dengan sebutan Perang Padri (1803-1838). Kaum Adat sendiri dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah, pemimpin Kerajaan Pagaruyung (1780-1821). Dalam peperangan Kaum Adat dibantu oleh pihak Belanda.

KaumAdat merupakan sebutan yang diberikan kepada sekelompok masyarakat pendukung utama nilai-nilai tradisi dan adat istiadat yang diwarisi oleh nenek moyang mereka.. Penyebutan Kaum Adat ini populer di Minangkabau terutama pada masa Perang Padri. Kelompok ini merupakan penganut setia tatanan budaya Minangkabau, walau dianggap tradisi yang mereka lakukan tersebut mencampuri ajaran agama Islam
SumatraBarat merupakan bagian dari Indonesia, mempuyi peristiwa sejarah ynag sangat heroic yaitu peristiwa Perang Padri yang melibatkan Kaum Padri dan Kaum Adat. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1803-1838 M yang merupakan pertentangan yang berkaitan dengan pertentangan adat kebiasan dan agama. Sampai saatnya pada tahun 1833 maulai muncul
\n \n\npermusuhan yang melibatkan kaum padri dengan kaum adat disebabkan

PerangPadri latar belakang berawal dari masalah agama (Islam) dan adat sebelum penjajah Belanda masuk dan ikut campur tangan ke dalam masalah tersebut. Pertikaian yang terjadi antara sesama orang Minang tersebut berlangsung pada awal abad ke-17 Masehi yakni dari 1803 sampai 1838. Namun, ada juga beberapa sumber yang menyebutkan perang padri

KATASUMBAR— Minangkabau pernah mencatatkan sejarah perjuangan melawan kolonial Belanda. Perjuangan ini merupakan persatuan Kaum Adat dan Kaum Agamais (Padri) ratusan tahun yang lalu. Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatra Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. Perang ini merupakan peperangan yang berawal dari
AUvKNf.
  • dd6az91vek.pages.dev/20
  • dd6az91vek.pages.dev/345
  • dd6az91vek.pages.dev/381
  • dd6az91vek.pages.dev/310
  • dd6az91vek.pages.dev/1
  • dd6az91vek.pages.dev/275
  • dd6az91vek.pages.dev/190
  • dd6az91vek.pages.dev/68
  • dd6az91vek.pages.dev/268
  • permusuhan yang melibatkan kaum padri dengan kaum adat disebabkan