mahasiswauntuk itu akan mempelajari diantara lain mengenai ideologi, politik negara, demokrasi, HAM dan masalah radikalisme, pengetahuan ini akan pertanyaan mengenai –ragam ideologi-ideologi di dunia , fungsi ideologi Pancasila dan mengenai hak dan kewajiban negara dan warga negara berdasarkan UUD 1945. Kriteria: Ketepatan danTuntunan agama Islam pada khususnya, sejak awal penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar bekerja keras mencari kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat, Antara etos kerja untuk duniawi dan ukhrawi tidak boleh di pisahkan, melainkan menjadi etos kerja yang terintegrasikan satu sama lain dan saling berkaitan secara kontinyu, termasuk etos ilmiah mendorong ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta sumber motivasi dari al-Qur’an. Berfikir tentang fenomena ciptataan Allah swt. dan Pendidikan Islam tugas pokoknya menelaah dan menganalisa serta mengembangkan pemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan dibangun dengan nilai- nilai ajaran Islam. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 82 Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar Dan Pembelajaran Pembahasan Materi, Metode, media dan teknologi pembelajaran Ahmad Wakka Dosen Tetap Universitas Muslim Indonesia ahmadwakka1010 Abstrak Tuntunan agama Islam pada khususnya, sejak awal penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar bekerja keras mencari kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat, Antara etos kerja untuk duniawi dan ukhrawi tidak boleh di pisahkan, melainkan menjadi etos kerja yang terintegrasikan satu sama lain dan saling berkaitan secara kontinyu, termasuk etos ilmiah mendorong ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta sumber motivasi dari al-Qur’an. Berfikir tentang fenomena ciptataan Allah swt. dan Pendidikan Islam tugas pokoknya menelaah dan menganalisa serta mengembangkan pemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan dibangun dengan nilai- nilai ajaran Islam. Kata Kunci Petunjuk al-Qur’an; Belajar; Pembelajaran; Metode Pembelajaran; Media Pembelajaran; Teknologi Pembelajaran. 1. Pendahuluan Al-Qur’an berisi petunjuk setiap umat manusia, baik dalam rangka perumusan sistem-sistem sosial, pendidikan dan kemasyarakatan maupun dalam mengantisipasi dampak negatif dari suatu sistem, senantiasa membuka diri dalam melakukan dialog kultural. Al-Qur’an menjelaskan hal tersebut dalam QS. Muhammad ayat 24, manusia senantiasa dihadapkan dengan tantangan moral serta memperhatikan isi al-Qur’an dengan benar, maka hati mereka terkunci karena menolak memperhatikan Al-Qur’an. Kemajuan ilmu pengetahuan, Pendidikan tentang agama dan pengajaran di kedua sisi sudah tidak asing bagi kedua belah pihak. Agama mengakui bahwa ada daerah di luar wilayahnya yang dapat ditransfer ke ilmu pengetahuan untuk mempelajari dan mendiskusikan masalahnya, dan kemudian menyadari bahwa informasi yang dihasilkannya dapat berperan dalam agama untuk memperkuat keyakinannya. Al-Qur’an di samping sebagai hudan juga sebagai bayanmengenai hudan itu. Hal ini bahwa al-Qur’an itu menjelaskan dirinya sendiri dengan ayat-ayat tersebut satu sama lain saling menjelaskan walaupun sering kali penjelasannya terdapat pada surah-surah dan ayat-ayat lain. Hipotesis ini menimbulkan metode tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an, atau penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’ muslimin berkeyakinan al-Quran sebagai wahyu dari Allah swt. Ini adalah petunjuk dan berkah bagi semua alam. Al-Quran tidak akan mengalami perubahan. Pertanyaannya adalah apakah umat Islam tidak mengalami ketinggalan zaman paling awam, jumud dan konservatif di dunia.? Al-Qur’an tidak akan pernah mengalami perubahan atau mengalami revisi. Wahyu Allah swt. akan berlaku sepanjang zaman, Karena seluruh isi Al Qur'an adalah mungkin. Nilai-nilai dalam Al-Qur'an berlaku selamanya, seperti keadilan, amanah, kejujuran, kesabaran, dan sebagainya. Proses belajar dan pembelajaran suatu keharusan bagi manusia dalam kehidupan. Berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta akan muncul ketika ini dilakukan dengan belajar. Tentu saja, belajar dalam pengertian ini sangat luas, membaca fenomena alam dan realitas sosial akan memiliki efek positif dengan munculnya berbagai penemuan dalam bentuk ilmu-ilmu seperti ilmu sosial, ilmu Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, Cet. II., Jakarta Paramadina, 2002, h. 17 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 83 alam, humaniora, ilmu kesehatan, psikologi, dll. Semuanya adalah hasil dari kegiatan belajar dan belajar manusia. Semakin banyak orang menyadari bahwa mereka sedang belajar, semakin mereka akan tahu. Potensi dalam diri manusia jika dikembangkan dengan belajar akan melahirkan peradaban besar bagi kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Belajar dan pembelajaran jauh sebelumnya sudah berjalan pada zaman Rasulullah saw., Proses pendidikan Islam berjalan seiring dengan usaha Rasulullah saw. dalam mengembangkan agama. Olehnya itu, pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan pokok bagi setiap muslim dan pada prinsipnya kajian atas konsep Pendidikan Islam akan membawa pada konsep syariat agama karena bagaimanapun agamalah menjadi akar pendidikan. Dari segi sifat dan coraknya, ilmu pendidikan Islam terbagi empat bagian. Pertama, ilmu pendidikan Islam bercorak normatif, yaitu Berdasarkan ajaran yang disebutkan dalam Alquran dan hadis. Kedua, pendidikan filosofis dalam pendidikan, yaitu studi yang didasarkan pada pemikiran mendalam oleh para sarjana Muslim. Ketiga, pendidikan Islam berdasarkan pada basis empiris, yaitu studi berdasarkan informasi yang dicatat dalam sejarah yang dapat ditelusuri kembali ke akarnya, dan keempat, pendidikan Islam yang diterapkan, yaitu studi yang didasarkan pada sistem dan bagaimana mereka sifat dan corak ilmu tersebut di atas sangat penting untuk dikaji secara bersamaan, cuman yang harus dijadikan fokus utama adalah sifat dan corak normatifnya yang bertumpu pada al-Qur’an dan al-Hadis, karena ia merupakan landasan utama dalam pendidikan Islam. Bila pendidikan tidak berlandaskan pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka bukan pendidikan Islam namanya. Sebagai landasan pendidikan Islam, maka Alquran memiliki kedudukan sebagai qath’i al-dalālah. Sedangkan hadis, ada yang qath’i al-dalālahdan ada yang Dhanni al-dalālah. Karena demikian halnya, maka yang harus dijadikan landasan utama dan pertama dalam Pendidikan Islam adalah al-Qur’an itu, dimana didalamnya ditemukan ayat-ayat yang berkenaan dengan pentingnya belajar dan pembelajaran serta al-Qur’an memuat metode untuk memudahkan umat manusia memahami ciptaan Allah swt. Ini tidak terjadi dalam konteks ini, karena di dalam Al-Quran yang harus Anda ketahui. Al-Qur'an tidak terbatas kembali masalah kegaman yang dogmatis saja tetapi juga masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, serta masalah pendidikan. 2. Pembahasan Petunjuk al-Qur’an Materi belajar dan pembelajaran Istilah belajar adalah upaya mengubah perilaku dengan berbagai kegiatan, seperti membaca, mendengarkan, mengamati, meniru dan sebagainya. Atau dengan kata lain, belajar sebagai aktivitas psikofisik yang mengarah pada pengembangan pribadi yang lengkap. Yang dimaksud dengan belajar adalah upaya yang menguntungkan untuk mengambil tempat kegiatan pembelajaran dan melibatkan transfer pengetahuan dan pendidikan. Oleh karena itu, belajar dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, keduanya interaksi pendidikan memiliki norma. Istilah belajar dan pembelajaran dapat diartikan sebagai konsep ta’lim dalam Islam. Taklim berasal dari kata 'allama – yu'allimu – ta'līman. Istilah taklim pada umumnya berkonotasi dengan tarbiyyah, tadrīs dan ta'dīb, meskipun bila ditelusuri secara mendalam maka istilah tersebut akan terjadi perbedaan makna. Perintah untuk taklim sangat banyak dalil yang menerangkan, baik dari sumber Alquran maupun hadis Rasulullah saw. Al-Quran untuk pendidikan Islam menjadi sumber normatifnya, oleh karena itu konsep belajar dan pembelajaran akan ditemukan dalam topik Al-Qur'an itu sendiri. Berikut ini adalah ayat-ayat Lihat Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta Gema Insani Press, 1995, h. 116-117 Alquran dan hadis sebagai landasan pendidikan Islam, dapat dikembangkan dengan ijtihad, al-maslahah, al-mursalah, istihsān, qiyās, dan sebagainya. Lihat Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. III; Jakarta Bumi Akrasa kerjasama dengan Depag, 1996, h. 19 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 84 dari Al-Qur'an yang terkait dengan instruksi Al-Qur'antentang pentingnya belajar dan pembelajaran di antara bahan-bahan pembelajaran seperti 1. QS. al-'Alaq 1-5 Tentang perintingnya materi belajar dan pembelajaran Firman Allah dalam QS. al-Alaq, 1-5 Trejemahnya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak tersebut, mengisyaratkan perintah belajar dan pembelajaran. Rasulullah saw. juga bagi umatnya diperintahkan untuk belajar membaca. Yang dibaca itu obyeknya bermacam-macam, ada ayat-ayat yang tertulis ayat al-Qur’āniyyah, dan ada pula pula ayat-ayat yang tidak tertulis ayat al-Kawniyyah. Hasil dari upaya belajar membaca ayat-ayat Al-Qur'an dapat menghasilkan pengetahuan agama, seperti serat, kesepian, moralitas, dan sebagainya. Meskipun mereka adalah hasil dari upaya membaca ayat-ayat al-Kawniyyah, mereka dapat menghasilkan ilmu seperti fisika, biologi, kimia, astronomi, dan sebagainya. Berbagai jenis pengetahuan yang muncul dari angka-angka ini tersedia melalui proses belajar dan membaca. Kata iqra’ atau perintah untuk dibaca dalam serangkaian ayat di atas, diulang dua kali, yaitu dalam ayat 1 dan 3. Menurut Quraish Shihab, perintah pertama dimaksudkan sebagai perintah untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. sedangkan perintah kedua adalah mengajarkan pengetahuan kepada orang lain. Hal ini menunjukkan dalam proses belajar dan pembelajaran diperlukan upaya yang maksimal dari berfungsinya semua komponen dalam bentuk alat-alat potensial yang ada pada manusia. melalui pembelajaran, mandat berikutnya adalah mengajarkan pengetahuan itu, terus bekerja semua potensi ini. Rasulullah bersabda Artinya “Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula”. HR. Bukhari dan Muslim Pentingnya belajar dan mengejar pengetahuan dijelaskan dengan sangat jelas dalam berbagai proposisi untuk mempelajari kedua ayat suci Al-Quran dan hadis Nabi. Tentu saja ini menjadikan posisi belajar dalam Islam sangat penting. Kenapa, nabi Muhammad. juga mendorong umatnya untuk terus belajar, terutama mengenai ilmu agama atau ilmu tauhid yang pada akhirnya akan membawa kita pada kebaikan. Tinjau esai belajar dalam Islam berikut 6 posisi belajar dalam Islam dan alasannya. 2. QS. al-Nahl 78 Proses tentang potensi pada diri manusia yang harus digunakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran; Terjemhahnya Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Jakarta Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1992, h. 1079. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 413. Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 85 Ayat di atas menunjukkan bahwa ada tiga potensi yang terlibat dalam proses pembelajaran al-Sam’u, al-Bashar, dan Fu’ad. Bahkan, kata al-sam’u berarti telinga untuk merekam suara, untuk memahami dialog, dan sebagainya. Penyebutan al-Sam’u dalam Al-Qur'an sering dikaitkan dengan penglihatan visual dan emosional, menunjukkan korelasi antara berbagai alat dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat secara jelas dalam QS. al-Isrā 36; QS. al-Mu’minūn 78; QS. al-Sajadah 9 dan QS. al-Mulk 23. Mengenai kata al-bashar yang berarti mengetahui atau melihat sesuatu. diidentikkan pemaknaannya dengan term ra’ā yakni “melihat”.Banyak ayat Alquran yang menyeru manusia untuk melihat dan merenungkan apa yang dilihatnya. Hal ini dapat ditemui misalnya dalam QS. al-A’rāf 185; QS. Yūnus 101; QS. al-Sajdah 27 dan selainnya. Sedangkan fu’ād adalah nama lain dari kata qalbu. Al-fu’ād atau al-qalb merupakan pusat penalaran yang harus difungsikan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Ayat-ayat yang menyebutkan kata tersebut adalah misalnya; QS. al-Haj 46; QS. al-Syuarā 192-194; dan QS. Muhammad 24. Dalam konteks itu, Dewam Rahardjo mengatakan bahwa mendengar, melihat, dan hati biasanya merupakan alat untuk memperoleh pengetahuan dan dapat dikembangkan melalui kegiatan pengajaran. Ketiga komponen ini adalah alat potensial yang manusia digunakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Koneksi antara ketiga komponen tersebut adalah bahwa mendengar memiliki tugas mempertahankan pengetahuan yang telah ditemukan dari hasil belajar dan mengajar, visi memiliki tugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambahkan hasil penelitian dengan melakukan studi tentang itu. Hati memiliki tugas memurnikan pengetahuan tentang semua kualitas buruk. Yang terakhir ini terkait dengan teori belajar dan mengajar dalam aspek aqidah dan akhlak. 3. QS. Luqmān 17-19 Proses tentang pemantapan aqidah dan akhlak dalam belajar dan pembelajaran Firman Allah QS. al-Luqman 3117-19 Terjemahnya " Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguh-nya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." Pada QS. Luqmān 12-19 adalah Ayat tentang pendidikan. Dalam ayat 12-16 ia berbicara tentang mengajar dalam iman yang dimulai dengan mengajarkan keunikan Tuhan, kemudian dalam ayat 17 yang disebutkan di atas, ia berurusan dengan ajaran doa disertai anjuran untuk menyuruh Ahmad Mustafa, Tafsir al –Maraghi, jilid V Baerut Daar al-Fikr, tth, h. 118. Bandingkan dengan Muhammad Ali al-Shaibuni, Shafwa al-Tafasir; Tafsir al-Quran al-Karim, jilid II, Bairut Daar al-Fikr, 1996, h. 16 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Alquran; Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci Jakarta Paramadina, 1996, h. 540 Abd bin Nuh dkk, Kamus Indonesia- Arab dan Arab-Indonesia, JakartaBentara Antar Asia, 1991, h. 112 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 413 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 86 kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dengan ayat-ayat tersebut, dipahami bahwa usaha yang pertama kali harus dilakukan dan diajarkan kepada peserta didik dalam proses pendidikan setelah masalah aqidah yang meliputi ibadah, adalah masalah akhlak, yakni sopan santun dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Luqman mengajar anaknya dengan bentuk nasihat. Ia berkata wahai anakku, janganlah engkau berkeras memalingkan pipimu yakni mukamu dari manusia siapun dia, dan bila engkau melangkah janganlah engkau angkuh, tetapi berjalanlah dengan lembut dan penuh wibawa. Bersikap sederhanalah dalam langkahmu, jangan tergesa-gesa. Lunakkanlah suara-mu sehingga tidak terdengar kasar seperti keledai, sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya terikan nafas yang buruk. Ayat 18 di atas, mengandung nilai-nilai pendidikan dalam aspek akhlak, yakni larangan bersikap sombong, karena kesombongan dan keangkuhan adalah salah satu sikap jelek yang dibenci Allah swt. Selanjutnya, pada ayat 19 adalah perintah untuk bersikap sederhana dalam berbicara dan bertindak, karena kesederhanaan adalah akhlak yang baik dan merupakan salah satu ciri orang yang beriman, sebagaimana Rasulullah saw., menjadi teladan utama dan paling mulia akhlaknya yang ditegaskan oleh Allah swt. dalam 33 21 dan 68. Tujuan pembentukan penanaman akidah dan pembentukan akhlak al-mahmūdah merupakan bagian yang sangat urgen dalam pendidikan Islam. berkaitan dengan ini, al-Saybani menyatakan antara lain bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah untuk membantu pembentukan akhlak yang itu, internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam proses pembelajaran terutama dalam aspek akidah, ibadah, dan akhlak menjadi sesuatu hal yang mendasar dan sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Sebenarnya, perintah untuk belajar dapat dilihat kembali dalam khitāb Allah swt., tentang perintah ber-iqra’ sebagaimana yang telah dikutip terdahulu, dan perintah untuk mengajar dapat pula dilihat kembali QS. al-Nahl 1678 yang juga telah dikutip. Sedangkan dalam praktiknya, dapat disimak kembali dalam QS. Luqmān 31 12-19 yang juga telah dikutip dalam uraian lalu. Pada hakikatnya, ayat-ayat tersebut berkenaan dengan kewajiban belajar dan pembelajaran melalui proses pendidikan. Petunjuk al-Qur’an Metode Belajar dan Pembalajaran Metode adalah al-manhaj atau al-wasalah, yakni sistem atau pendekatan serta sarana yang digunakan untuk mengantar kepada suatu tujuan.Tanpa metode, proses pembelajaran tidak akan dapat tercapai efektif dan efesien menuju ke tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalan proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh pendidik, akan berdaya guna dan berhasil guna apabila menggunakan metode yang tepat sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Kewajiban tentang belajar dan pembelajaran Firman Allah QS. al-Nahl 16125 Terjemahnya Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Lihat Umar Muhammad al-Taumiy al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, Cet. I, Jakarta Bulan Bintang, 1979, h. 416 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Cet. V; Jakarta Bumi Aksara, 2000, h. 198 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 421 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 87 Khusus untuk QS. al-Nahl 16 125 di atas, adalah berkenaan dengan kewajiban belajar dan pembelajaran serta metodenya. Dalam ayat ini, Allah swt menyuruh dalam arti mewajibkan kepada Nabi Muhammad saw., dan umatnya untuk belajar dan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik billatiy hiya ahsan. Dari ayat ini, sehingga dapat dikorelasikan dengan ayat-ayat lain yang mengandung interpretasi tentang metode belajar dan pembelajaran berdasarkan konsep qur’anī. Alquran sebagai kitab suci memiliki cara atau metode tersendiri untuk memperkenalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Dalam alquran terdapat metode yang tepat, guna menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang Islami sebagaimana yang dicita-citakan. berkaitan dengan ini, maka akan dijelaskan metode-metode Alquran dalam belajar dan pembelajaran, sebagai berikut a. Metode dialog/diskusiMetode diskusi. itu dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan masalah yang membutuhkan beberapa alternatif jawaban yang bisa mendekati kebenaran dalam proses belajar dan pembelajaran. Metode ini, ketika digunakan dalam proses pembelajaran dan pembelajaran, akan dapat merangsang siswa untuk berpikir secara sistematis, kritis dan demokratis dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya dalam menyelesaikan sebuah masalah. Metode ini memberikan keleluasan dan keberanian kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya. Metode ini disebut pula metode Hiwār yang meliputi dialog khitabi dan ta’abbudi bertanya dan lalu menjawab; dialog deksriftif dan dialog naratif menggambarkan dan lalu mencermati; dialog argumentatif berdiskusi lalu mengemukakan alasan kuat; b. Metode kisah Metode kisah yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan message/informasi dari sumber pokok sejarah Islam, yakni Alquran dan Hadis. Salah Salah satu cara al-Qur’an menggunakan untuk membimbing orang siswa ke arah yang mereka inginkan adalah dengan menggunakan cerita cerita. Sebagai contoh, kisah-kisah para nabi yang disebutkan dalam Al-Qur'an untuk memberikan kekuatan psikologis kepada siswa, yang berarti bahwa dengan menceritakan kisah para nabi Nabi kepada siswa, mereka memiliki motivasi psikologis untuk membuat kisah para nabi uswah memberi contoh. c. Metode perumpamaan Metode ini, disebut pula metode amtsal. Artinya, cara mendidik dengan memberi amsal, sehingga konsepnya mudah dipahami. Perumpamaan yang diungkapkan oleh al-Qur’an memiliki tujuan dalam psikologi pendidikan, yang menunjukkan kedalaman dan ketinggian makna. Pengaruh pendidikan dari pepatah Al-Qur'an termasuk memfasilitasi pemahaman konsep, mempengaruhi emosi yang sesuai dengan konsep serupa, mampu menciptakan motivasi yang mendorong aspek emosional dan mental para peserta. d. Metode keteladanan Metode ini juga disebut metode "imitasi" dan merupakan metode pengajaran dan pengajaran oleh guru yang memberikan contoh yang baik bagi siswa. Dalam Al-Quran, kata khas ditampilkan dengan kata yang kemudian memberikan atribut di baliknya seperti perbuatan baik yang berarti contoh yang baik. The Ideal Way adalah metode pembelajaran oleh guru yang memberikan contoh yang baik bagi siswa untuk disimulasikan dan diimplementasikan. Kata diskusi berasal dari bahasa latin yaitu “discussus” berarti terpisah. Secara etimologi diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dalam memecahkan sebuah masalah tertentu. Lihat Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta Kalam Mulia, 1990, h. 127. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers, 2002, h. 160. Lihat pula QS. Yūsuf 12 3 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 77 Kata Uswah dalam Alquran dapat dilihat pada QS. Al-Mumthahanah 60 4-6, QS. Al-Ahzab 33 ; 21 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 88 e. Metode praktek dan pengulangan Metode ini, disebut pula metode praktek dan pengulangan yakni suatu metode pendidikan dan pembelajaran dengan cara pendidik memberikan ulangan. Misalnya latihan praktek shalat dan atau dalam bentuk final semester. Untuk menguasai suatu materi pendidikan secara praktis diperlukan latihan-latihan secara teratur dan berulang-ulang. Dengan latihan teratur, maka pengetahuan dan keterampilan tertentu tidak saja dapat dikuasai secara sempurna tetapi juga selalu siap untuk dipergunakan. f. Metode Ibrah dan Mau’izhah Metode ini, disebut pula metode nasehat. Ini adalah metode pembelajaran dengan cara yang memberikan motivasi bagi guru. Metode ibrah atau mau’idzah nasihat sangat efektif dalam membentuk iman, mempersiapkan pelajar moral, spiritual, dan sosial. Nasihat dapat membuka mata siswa terhadap sifat sesuatu, memotivasi mereka untuk menjadi mulia dan mulia dan memberi mereka prinsip-prinsip Islam. g. Metode Targhib dan Tarhib Istilah targīb dan Alquran Itu berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh dosa terhadap Allah dan para rasul-Nya. Oleh karena itu, dapat juga diartikan sebagai ancaman dari Tuhan dengan menyoroti salah satu karakteristik keagungan dan kekuatan ilahi sehingga siswa diingatkan untuk tidak membuat kesalahan. Metode ini telah digunakan oleh masyarakat secara luas, orang tua terhadap anaknya, pendidik terhadap peserta didik. Bahkan Alquran ketika menggambarkan surga dengan kenimatannya dan neraka dengan segala siksaanya menggunakan metode ini. Bukan berarti metode ini bertentangan di masa sekarang namun setiap metode haarus di sesuaikan dengan keadaan dan waktu pada umumnya. Media dan teknologi pembelajran a. Media Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang berarti harfiah, berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau p eng anta r pesan dari pe ngiri m ke pad a penerima pesan. kata media merupakan jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Bahwasanya media merupakan wahana penyalur pesan informasi sepakat bahwa media adalah sarana penyambung untuk sampai kepada audients. Salah santu misal adalah Media audio visual yaitu media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar media dibagi menjadi 3 yakni media audio, media visual dan media cetak. Para ahli menyatakan ini sebagai berikut Armai Arief, Pengantar Ilmu, h. 174 Nasehat adalah penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan mamfaat. Lihat Abdurrahman al- Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa asalbuha fi al-Bayt wa al-Madrasah wa al-Mujtama`, Damascus Daar al Fikr, 1979, hal. 184-264. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 196 Lihat QS. Al-Zalzalah 99 6-8 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Jakarta& Bumi Aksara, 2012 h. 113. Adib bisri & Munawwir A. Fatah, Kamus Al-Bisri Indonesia Arab –Arab Indonesia, Surabaya Pustaka Progresif, 1999 h. 208. Yusufhadi Miyarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta Dajawali, 1986, h. 46. Aminuddin Rasyad dan. Darhim, Media Pengajaran, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 197, h. 10. Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 89 Media audio terkait dengan indera pendengaran, pesan yang ingin disampaikan dituangkan ke dalam audio, simbol-simbol verbal dalam kata-kata / bahasa yang diucapkan dan visual yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat membaerikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Hal Media merupakan salah satu alat dalam menyampaikan informasi dalam prosespembelajaran, dengan menggunakan media diharapkan tujuan dari pembelajaran akan lebih mudah tercapai sehingga apa yang sudah direncanakan sebelumnya akan tercapai. Menggunakan media dalam pembelajaran dipandang akan lebih mudah siswamemahami materi yang akan dipelajari sehingga efektif dan efisien pembelajaran pembelajaran al-Qur’an Hadits menggunakan media sangat memudahkan siswadalam memahami pelajaran itu apalagi mata pelajaran al-Qur’an Hadits pelajaran yangmendasar bagi ummat Islam dalam memahami isi kandungan ajaran-ajaran Islam itu. Jika kita menyimak ayat alquran yang berkaitan media belajar salah satunya adalah alam, sebagaimana firman Allah QS. Al-Anbiya’ 21 30-31 Terjemahnya Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat pembelajaran al-Qur’an atau Hadits mengunakan media sudah barang tentu merupakan hal yang sangat penting sekali dalam memberikan sebuah penjelasan ataupengetahuan kepada peserta didik, dengan mengunakan media, siswa akan lebih mudah dengan demikian media adalah sarana atau penunjang kegiatan belajar mengajar yang dirancang manusia untuk kemudahan. Hal sesuai dengan isi surat al-Zumar 39 9, yang berbunyi Terjemhnya apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. b. Teknologi Alat peraga itu mendorong siswa melalui pendengaran audio, penglihatan visual atau pada saat yang sama, waktu melalui pendengaran pemandangan itu secara bersamaan. Itu sebabnya untuk perangkat string, menggunakan alat bantu dengar atau yang biasa dikenal dengan Audio Visual Aids AVA. Umumnya, Audio Visual Aids terbuat dari dua 2 komponen yang kompatibel satu sama lain, tetapi berbeda satu sama lain yang disebut perangkat keras hardware dan perangkat lunak software.Sebelum munculnya proyektor LCD, ada OHP, alat bantu yang digunakan untuk media presentasi dengan keuntungan bisa melihat gambar besar. Seiring dengan perkembangan zaman, OHP telah berkembang menjadi proyektor LCD sebagai perangkat presentasi digital dengan S. Sadiman, R. Rahardjo, Hanung Haryono, Rahardjito, Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, Jakarta, 1984,h. 49. Arif S. Sadiman, M. Sc, Hanung Haryono , h.. 6. Al-Qur’anSurat Al-Anbiya’ 30-31 Zakiyah Daradjat, dkk, Metode Pengajaran Agama Islam, Bandung Bumi Aksara, 1996,.h. 1 Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, Bandung Angkasa, 1996 , h. 2 Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 90 keuntungan karena dapat menampilkan kualitas gambar yang sangat baik dan dapat digunakan pada berbagai media elektronik. Proyektor LCD saat ini semakin berkembang dengan berbagai teknologi yang tergabung di dalamnya. Teknologi Image Engine yang meliputi LCD, CRT, LDP dan LCOS, dengan kualitas gambar LCD terbaik. Kualitas gambar / kecerahan termasuk SVGA, XVGA, SXGA dan UXGA dengan SVGA berkualitas tinggi. Bright, ANSI LSI lebih tinggi, dengan ukuran ANSI LSI. Hubungan, termasuk VGA, RGB, RCA, S-Video, koneksi DVI, memengaruhi kualitas gambar. Ini semua adalah alat untuk mencapai transfer pengetahuan siswa. Belum belajar hasilnya. Berdasarkan konsep taksonomi blog, hasil belajar penelitian dalam tiga kategori domain kognitif, afektif, psikomotor. 3. Kesimpulan a. Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk mengandung tiga konsep pertama, bahwa Al-Qur’an itu adalah sebuah kitab yang berisikan petunjuk, pedoman atau pimpinan yang disebut hudan. Orang-orang yang berhasil mendapatkan instruksi ini disebut muhtadin. Al-Quran kedua tidak hanya panduan yang dapat dicetak menjadi satu atau dua kalimat, tetapi juga memberikan deskripsi atau gambar pedoman al-Qur'an al-Qur’an. Ketiga, pedoman ini adalah kriteria untuk mengukur semua pada saat yang sama, terutama untuk membedakan antara peretasan dan kebohongan. Oleh karena itu, Alquran dapat berfungsi sebagai panduan untuk interpretasi interpretasi sosial pendidikan. b. Metode Pendidikan dan pembelajaran itu bisa berfungsi sebagai hudan dalam al-Qur'an, melalui kisah atau sejarah, penemuan dan investigasi, Suri Toladan dan pemecahan masalah. Al-Qur'an itu benar masih banyak dan terdapat adanya bidang-bidang di mana pengetahuan manusia, seperti hal roh, hari pembalasan, dll terbatas. c. Jenis media dibagi menjadi 3 yakni media audio, media visual dan media cetak. Ini didefinisikan oleh para ahli sebagai media audio mengacu pada headphone, pesan ditransmisikan pada sinyal pendengaran, baik verbal / verbal dan non-verbal 2 Gambar, model, bahan dan alat visual multimedia lainnya Model yang dapat mempromosikan pembelajaran dan daya tarik dan pemeliharaan pembelajaran siswa. Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 91 DAFTAR PUSTAKA al-Nahlawi, Abdurrahman, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa asalbuha fi al-Bayt wa al-Madrasah wa al-Mujtama`, Damascus Daar al Fikr, 1979. al-Syaibani Umar Muhammad al-Taumiy, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, Cet. I, Jakarta Bulan Bintang, 1979 Aly Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat Logos Wacana Ilmu, 1999. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers, 2002. Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Cet. V; Jakarta Bumi Aksara, 2000. Blink Guna Darma “LCD Proyektor” Bisri, Adib & Munawwir A. Fatah, Kamus Al-Bisri Indonesia Arab –Arab Indonesia, Surabaya Pustaka Progresif, 1999 Daradjat, Zakiyah, dkk, Metode Pengajaran Agama Islam, Bandung Bumi Aksara, 1996 , Ilmu Pendidikan Islam, Cet. III; Jakarta Bumi Akrasa kerjasama dengan Depag, 1996 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Jakarta Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1992. Feisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta Gema Insani Press, 1995. Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta Erlangga, 1990 Mardapi, Djemari, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, Yogyakarta Mitra Cendikia Prss, 2008,h. 148 Miyarso, Yusufhadi, , dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta Dajawali, 1986 Mustafa, Ahmad, Tafsir al –Maraghi, jilid V Baerut Daar al-Fikr, tth Muhammad Ali al-Shaibuni, Shafwa al-Tafasir; Tafsir al-Quran al-Karim, jilid II, Bairut Daar al-Fikr, 1996. Nuh Abd bin dkk, Kamus Indonesia- Arab dan Arab-Indonesia, JakartaBentara Antar Asia, 1991 Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, Cet. II., Jakarta Paramadina, 2002. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta Kalam Mulia, 1990. Rasyad, Aminuddin dan. Darhim, Media Pengajaran, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 1997 Sadiman, S.,R. Rahardjo, Hanung Haryono, Rahardjito, Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, Jakarta, 1984. Education and Learning Journal ISSN xxxx - xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92 92 Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Qur’an al-Karim; Tafsir Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, Bandung Pustaka Hidaya, 1997. Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, Bandung Angkasa, 1996 ... Dalam ayat tersebut Allah swt. menyuruh dalam arti mewajibkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan umatnya untuk belajar dan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik billatiy hiya ahsan Wakka, 2020. ...Siti AminahMukh NursikinThis research is a type of qualitative research with a descriptive method. Data is collected through documentation, observation and interviews. The data analysis technique researchers use is the flow model, which includes data reduction and conclusion. The subjects in this study are principals, teachers, and students, while the object of this study is the classroom teachers’ task to implement an independent curriculum. This study analyzes how the Islamic view relates to teachers’ tasks in implementing the Independent Curriculum. The results showed that SMP Negeri 3 Salatiga has implemented the Merdeka Curriculum in grade 7. In implementing the independent curriculum, teachers serve as facilitators and carry out learning based on the principles of independent learning. The duties of teachers and the principles of learning in the Merdeka Curriculum are in accordance with Islamic teachings and have been explained in the Qur'an and Rahma IsmiatunMesiono MesionoFachruddin AzmiQomaruddin LubisThis study aims to analyze the planning of Islamic basic education in the thematic studies of the Qur'an and hadith, this study is focused on the SD/MI level unit. This research uses a qualitative approach with a literature study method. The data of this research include studies of thematic interpretations, books and relevant scientific articles related to educational planning in QS. Al-Anfal verse 60 and QS. Al-Hasyr verse 18. The data sources were obtained from credible reference sources from the Google Scholar and Sinta pages. The results of this study conclude that the meaning of planning is interpreted as very important in QS. Al-Anfal 60 and QS. Al-Hasyr 18 as the first step in the whole process of life. Furthermore, planning also becomes an accurate “guiding compass” between the initial steps main capital and educational goals. Through this research, it is hoped that it will become a reference for relevant research related to rational and systematic analysis of the development of education based on the Qur' IsmailS SuhadiS SulistyowatiThis study aims to determine the strategies of tahfidz teachers in overcoming difficulties in memorizing the Qur'an. This research is a qualitative research with the subject of research at the Islamic boarding school Nidaul Quran Karangpandan Karanganyar. Collecting data using observation, interviews and documentation. Data analysis by means of data reduction, data display and data lever. The results of this study indicate that the characteristics of the students of the Nidaul Quran Islamic boarding school are the lack of religiosity from the family that can affect the ability of the memorization process. The teacher's step to overcome this problem is to use the talqin method and also the tikrar method, where students can then maintain and develop their memorization Nursyamsiah Hikmah MaulaniShofa Musthofa KhalidNowadays, character learning occupies an important position. There are many studies related to this and the Qur’āncan be a solution in the offer of language and character studies. This study aimed to reveal the way of conveying God stylistics to mankind contained in the Qur’ān. A qualitative approach was used with narrative inquiry. The data collection technique was done by analyzing the text of the document which was Al-Maidah verse 90 and 105, also An-Nisa verse 43, which was then analyzed for the data trustworthiness, consistency of research data, the possibility for generalization, neutrality, in a grounded theory research. The results of this study found 3 ways of conveying God to humans in the form of prohibitions or orders, the three appeals are as follows first, in conveying the order, it is carried out in stages; secondly, the substance conveyed in the message is chosen which is very essential and basic; third, the context chosen is adjusted to the understanding of the aspect. The way God calls His servants with different contexts and appeals can be analyzed so that it is finally adopted as a way of conveying moral messages and character in learning. The results of this study can add to the scientific treasures in character-based language HasanahSefta Dwi SetiaIsti FatonahMuch DeiniaturPenelitian ini berfokus pada bagaimana aplikasi metode sorogan dalam pembelajaran membaca makharijul huruf dan apakah ada peningkatan kemampuan membaca makharijul huruf setelah menggunakan Metode Sorogan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan PAR Participatory Action Research. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu Penerapan metode sorogan dilaksanakan dengan cara berkelompok dan peserta didik mengalami peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui pengenalan makhorijul huruf melalui metode sorogan. Penelitian ini berdampak pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an. Peserta didik belajar membaca Al-Qur’an dengan mudah melalui metode sorogan. Kata Kunci Hijaiyah, Makhorijul Huruf, Metode SoroganSyamsidar SyamsidarAbstrak Metode do'a dapat memupuk rasa optimis di dalam diri, serta menjauhkan rasa pesimis dan putus asa. Lebih dari itu semua, do'a mempunyai peranan penting dalam penciptaan kesehatan mental dan semangat hidup. Do'a mempunyai makna penyembuhan bagi stress dan gangguan kejiwaan. Doa juga mengandung manfaat untuk pencegahan terhadap terjadinya kegoncangan jiwa dan gangguan kejiwaan. Lebih dari itu, do'a mempunyai manfaat bagi pembinaan dan peningkatan semangat hidup. Atau dengan kata lain, do'a mempunyai fungsi kuratif, preventif dan konstruktif bagi kesehatan mental. Kata Kunci Doa; Metode Pengobatan; Psikoterapi kedua tidak hanya panduan yang dapat dicetak menjadi satu atau dua kalimat, tetapi juga memberikan deskripsi atau gambar pedoman al-Qur'an al-Qur'an. Ketiga, pedoman ini adalah kriteria untuk mengukur semua pada saat yang sama, terutama untuk membedakan antara peretasan dan kebohonganOrangOrang-orang yang berhasil mendapatkan instruksi ini disebut muhtadin. Al-Quran kedua tidak hanya panduan yang dapat dicetak menjadi satu atau dua kalimat, tetapi juga memberikan deskripsi atau gambar pedoman al-Qur'an al-Qur'an. Ketiga, pedoman ini adalah kriteria untuk mengukur semua pada saat yang sama, terutama untuk membedakan antara peretasan dan kebohongan. Oleh karena itu, Alquran dapat berfungsi sebagai panduan untuk interpretasi interpretasi sosial itu benar masih banyak dan terdapat adanya bidang-bidang di mana pengetahuan manusia, seperti hal roh, hari pembalasanAl-QurAl-Qur'an itu benar masih banyak dan terdapat adanya bidang-bidang di mana pengetahuan manusia, seperti hal roh, hari pembalasan, dll Aly HeryAly Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat Logos Wacana Ilmu, ArifinArifin, M., Ilmu Pendidikan Islam;Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang KehidupanElizabeth B HurlockHurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta Erlangga, 1990Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non TesDjemari MardapiMardapi, Djemari, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, Yogyakarta Mitra Cendikia Prss, 2008,h. 148M RahardjoDawanRahardjo, Ensiklopedi Al-Qur'an tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, Cet. II., Jakarta Paramadina, Dan RasyadMedia DarhimPengajaranRasyad, Aminuddin dan. Darhim, Media Pengajaran, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 1997S SadimanR RahardjoHanung HaryonoMedia RahardjitoPustekom PendidikanDikbudSadiman, S.,R. Rahardjo, Hanung Haryono, Rahardjito, Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, Jakarta, 1984. Education and Learning Journal ISSN xxxx -xxxx Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 82-92alat bantu yang digunakan untuk media presentasi dengan keuntungan bisa melihat gambar besar. Seiring dengan perkembangan zaman, OHP telah berkembang menjadi proyektor LCD sebagai perangkat presentasi digital denganLcd Sebelum Munculnya ProyektorSebelum munculnya proyektor LCD, ada OHP, alat bantu yang digunakan untuk media presentasi dengan keuntungan bisa melihat gambar besar. Seiring dengan perkembangan zaman, OHP telah berkembang menjadi proyektor LCD sebagai perangkat presentasi digital dengan 25 dilibatkandalam proses belajar. Pembahasan mengenai partisipasi dilakukan dengan merujuk pada berbagai pengertian tentang partisipasi. Berbagai pengertian partisipasi ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pengertian partisipasi sebagai hak dan pengertian partisipasi sebagai kewajiban.
AYAT – AYAT TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR MENGAJAR BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan, dan mengajar adalah membimbing peserta didik belajar. Sebagaimana Alloh menuliskan dalam Alqur’an. Alqu’an adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat. Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alqur’an terdapat kandungan ilmu pengetahuan akidah, ibadah kepada Allah taat tunduk kepada-Nya , akhlak baik yang terpuji maupun yang tercela dengan mengutus Nabi Muhammad untuk memperbaiki akhlaq setiap manusia yang dibumi, hukum-hukum yang berisi perintah dan larangan, juga peringatan kepada manusia akan ancaman Allah berupa siksa neaka dan juga kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa ni’mat syurga, sejarah dan kisah-kisah orang-orang yang terdahulu baik yang taat maupun yang ingkar serta dorongan untuk berfikir. Di dalam Al Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapat manfaat dan juga membuktikan kebenarannya. Namun banyak dikalangan manusia meragukan keesaan-Nya. Rumusan Masalah Apa saja ayat yang menerangkan tentang kewajiban belajar dan mengajar di dalam alqur’an? Tujuan Memahami ayat yang menerangkan tentang kewajiban belajar dan mengajar di dalam alqur’an. BAB II PEMBAHASAN Ayat-ayat Tentang Kewajiban Belajar Mengajar Al alaq/96 Ayat 1-5 ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya Surat al a’la ayat 1-5 adalah ayat alqur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ketika sedang berkhalwat di Gua Hiro. Surat di atas proses belajar mengajar berlangsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. melalui metode membaca iqro’. Tuhan melalui malaikat jibril ingin agar nabi Muhammad membacakan segala sesuatu yang disampaikan oleh malaikat jibril. Iqro’ fi’il amr yang tidak memiliki obyek atau maf’ulnya,. Hal ini menunjukkan bahwa yang dibaca itu mencakup berbagai hal yang amat luas. Iqro’ terambil dari kata kerja qara’a yang pada mulanyan berarti menghimpun. Tetapi disini iqro’ diartikan membaca, menelaah, menyampaikan. Perintah iqro’ mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat, dan diri sendiri, dan tidak hanya membaca yang tersurat atau tertulis melainkan termasuk yang tersirat atau tidak tertulis. Sesungguhnya Zat Yang Menciptakan makhluk mampu membuatmu bisa membaca, sekalipun sebelum itu engkau tidak pernah belajar membaca. Al Maraghi, 1987346. Kholaqol innsaana min alaq Ayat pertama bagaikan menyatakan bacalah wahyu-wahyu illahi yang sebentar lagi akan banyak kau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah semua itu tetapi dengan syarat hal tersebut harus engkau lakukan dengan atau demi nama Tuhan yang selalu memelihara dan membimbingmu dan yang mencipta semua makhluk kapan dan dimanapunquraisy shihab. Iqro’ warobbukal akrom Ayat kedua menjelaskan bahwa Allah adalah Pencipta segala yang wujud, maka ayat dua menjelaskan ciptaan-Nya, yang kepadanya ditujukan wahyu-wahyu alqur’an yakni manusia yang diciptakan-Nya dari a’alaqsegumpal darah Sesungguhnya Dzat Yang Menciptakan manusia dari segumpal darah, kemudian membekalinya dengan kemampuan berfikir, sehingga bisa menguasai seluruh makhluk bumi, mampu pula menjadikan Nabi Muhammad saw. bisa membaca, sekalipun beliau tidak pernah belajar membaca dan menulis. Al Maraghi, 1987346. Iqro’ warobbukal akrom, ayat ketiga mengulangi perintah membaca sambil memperkenalkan Allah sebagai Dzat yang akram, yakni Maha Baik dan Maha Pemurah, yang kemurahannya tidak dapat dilukiskan karena melampaui batas harapan, Kerjakanlah apa yang Aku perintahkan, yaitu membacaquraisy shihab. Perintah ini diulang-ulang, sebab membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan. Berulang-ulangnya perintah Ilahi berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca. Dengan demikian maka membaca itu merupakan bakat Nabi Muhammad saw. Perhatikan firman Allah berikut ini, سنقرئك فلاتنسى Kami akan membacakan Al Quran kepadamu Muhammad maka kamu tidak akan lupa. QS Al A’la 6. Kemudian Allah menyingkirkan halangan yang dikemukakan oleh Nabi Muhammad SAW. kepada Malaikat Jibril, yaitu tatkala Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” Kemudian Nabi Muhammad SAW. menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Artinya, saya ini buta huruf – tidak bisa membaca dan menulis – Al Maraghi, 1987347. ayat ke 4 dan 5 menjelaskan sebagian dampak kemurahan-Nya dengan menyatakan bahwa Dia yang mengajar manusia dengan pena, yakni melalui sarana yang diusahakan oleh manusia. Allah menjadikan nabi-Nya pandai membaca, pada ayat ke 5 terbuktilah tentang tingginya nilai membaca , menulis ilmu pengetahuan, nabi yang mengaku kepada malaikat jibril tidak pandai membaca dengan mengemukakan dua hujjah; pertamaAllah mengajar manusia dengan pena, kedua Allah mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan pena atau qalam melatih mereka kemahiran menulis dan keupayaan mencatat sejarah manusia, pengetahuan, budaya mereka quraisy shihab. Disini Allah menyatakan bahwa diri-Nyalah yang telah menciptakan manusia dari alaq, kemudian mengajari manusia dengan perantaraan qalam. Demikian itu agar manusia menyadari bahwa dirinya diciptakan dari sesuatu yang paling hina, hingga ia mencapai kesempurnaan kemanusiaannya dengan pengetahuannya tentang hakikat segala sesuatu. Seolah-olah ayat ini mengatakan, “Renungkanlah wahai manusia! Kelak engkau akan menjumpai dirimu telah berpindah dari tingkatan yang paling rendah dan hina, kepada tingkatan yang paling mulia. Demikian itu tentu ada kekuatan yang mengaturnya dan kekuasaan yang menciptakan kesemuanya dengan baik”. Al Maraghi, 1987347-348. Sungguh jika tidak ada qalam, maka anda tidak akan bisa memahami berbagai ilmu pengetahuan, tidak akan bisa menghitung jumlah pasukan tentara, semua agama akan hilang, manusia tidak akan mengetahui kadar pengetahuan manusia terdahulu, penemuan-penemuan, dan kebudayaan mereka. Dan jika tidak ada qalam, maka sejarah orang-orang terdahulu tidak akan tercatat – baik yang mencoreng wajah sejarah maupun yang menghiasinya. Dan ilmu pengetahuan mereka tidak akan bisa dijadikan penyuluh bagi generasi berikutnya. Dan dengan qalam bersandar kemajuan umat dan kreatifitasnya Al Maraghi, 1987348-349. Al Ghassiyah ayat 17-20 xsùr& tbrãÝàYt n<Î ÈÎ/M}$ yø2 ôMsÎ=äz ÇÊÈ n<Îur Ïä!$uK¡¡9$ yø2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ n<Îur ÉA$t6Ågø$ yøx. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ n<Îur ÇÚöF{$ yøx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia dihamparkan? . Qomaroddin shaleh mengemukakan Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah. “ketika Allah melukiskan ciri-ciri surga, kaum-kaum yang sesat merasa heran. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai perintah untuk memikirkan keluhuran dan keajaiban ciptaan Allah. Allah berfirman guna memberitahukan kepada para abdinya untuk memperhatikan mahluk-mahluknya yang menunjukkan pada kekuasaandan keagungannya, “ maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”. Unta dikemukakan karena dia merupakan ciptaan yang menabjubkan, susunan tubuhnya sungguh memikat. Dan, unta itu sendiri mempunyai kekuatan dan kekokohan yang luar biasa walaupun demikian, dia ditundukkan untuk menangung beban yang berat dan menuntun kusir yang payah, dapat dimakan, bulunya dapat digunakan, dan susunya dapat diminum. Mereka diingatkan dengan hal ini karena bagi bangsa arab, binatang yang paling akrab dengan kehidupan mereka adalah unta. “Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?” yaitu, bagaimana allah ta’ala meninggikan langit dari bumi, ini merupakan peninggian yang sangat agung. “dan gunung- gunung ditinggikan bagaimana dia ditegakkan?” yaitu, menjadikannya tertancap sehingga menjadi kokoh dan teguh sehingga bumi tidak menjadi miring bersama penghuninya; dan telah menjadikan berbagai macam manfaat dan barang-barang tambang. “Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan? “yaitu, bagaimana dia dibentangkan, dipanjangkan dan dihamparkan. Maka, ayat ini mengingatkan orang-orang arab badui tentang apa yang sering disaksikan oleh mereka beripa unta, langit, gunung, dan bumi agar mereka mengambil pelajaran dari semua ini tentang kekuasaan Dia yang telah menciptakan. Dan bahwa dia adalah Raab yang mahaagung dialah yang pencipta, pemilik dan pengatur. Dialah yang tidak ada tuhan selain dia semata. Allah ta’ala berfirmanmaka berilah peringatan karena sesungguhnya kalian orang-orang yang memberi bukan orang-orang yang berkuasa ats mereka “yaitu berilah peringatan Wahai Muhammad dengan risalah yang kamu bawa kepada mereka itu karena kewajibanmu itu hanyalah menyampaikan, sedangkan perhitungan terserah sebabnya Allah ta’ala berfirman”kamu bukannlah orang-orang yang berkuasa atas mereka”yaitu kamu tidak dapat menciptakan keimanan didalah hati mereka. Ali Imron ayat 190-191 إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Abudin Nata 2002131 Menurut riwayat Abu Ishak al-Maqariy, Abdullah bin Hamid, Ahmad Bin Muhammad bin Yahya al-Abidiy, Ahmad bin Najdah, Yahya bin Abdul Hamid al-Mahany, Ya’qub al-Qumy, Ja’far bin Abi al-Mughirah, Sa’id bin Jubair dari Ibn Abbas, bahwa orang Quraisy Yahudi berkata Apakah ayat-ayat yang telah dibawa oleh Musa? Mereka menjawab Tongkat dan tangannya putih bagi orang yang melihatnya. Selanjutnya mereka datang kepada orang-orang Nasrani dan berkata Bagaimanakah dengan yang dibawa oleh Isa terhadapmu? Mereka menjawab Menyembuhkan orang yang lepra dan penyakit kulit serta menghidupkan orang mati. Kemudian mereka datang kepada Nabi dan berkata Coba engkau rubah bukit Shafa ini menjadi emas untuk kami, maka turunlah ayat tersebut. Shaleh mengemukakan Tujuan utama surah Ali Imran adalah pembuktian tentang tauhid, keesaan dan kekuasaan Allah. Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan-kebiasaan pada hakikatnya ditetapkan dan diatur oleh Allah. Hal ini ditegaskan pada ayat ini dan ayat yang sesudanya. Salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah undangan kepada manusia untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang-bintang yang terdapat dilangit, atau dalam pengaturan system kerja langit yang sangat teliti serta kejadian dan perputaran bumi pada porosnya yang melahirkan silih bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik dalam masa maupun panjang dan pendeknya terdapat tanda-tanda kemaha kuasaan Allah bagi ulul yaitu orang-orang yang memiliki akal yang murni. Dan orang-orang yang seperti ini apabila berfikir dan merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kuasaan Allah SWT. At Taubah ayat 122 ۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Allah menurunkan ayat 122 sebagai penegasan tentang larangan bagi kaum muslimin berangkat perang secara keseluruhan dan ayat ini memberikan tuntunan agar sebagian kaum muslimin menuntut ilmu agama, sementara yang lain berangkat jihad. Nilai pahala keduanya sama. Tidaklah patut bagi orang-orang mukmin, dan juga tidak dituntut supaya mereka seluruhnya berangkat menyertai setiap utusan perang yang keluar menuju medan perjuangan. Karena, perang itu sebenarnya fardhu kifayah, yang apabila telah dilaksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain, bukan fardhu ain, yang wajib dilakukan setiap orang. Perang barulah menjadi wajib, apabila Rasul sendiri keluar dan mengerahkan kaum mukmin menuju medan perang. Al Maraghi, 198784-85 Tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama itu karena ingin membimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan kepada mereka tentang akibat kebodohan dan tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui, dengan harapan supaya mereka takut kepada Allah dan berhati-hati terhadap akibat kemaksiatan, disamping agar seluruh kaum mukmin mengetahui agama mereka, mampu menyebarkan dakwahnya dan membelanya, serta menerangkan rahasia-rahasianya kepada seluruh umat manusia. Jadi bukan bertujuan supaya memperoleh kepemimpinan dan kedudukan yang tinggi serta mengungguli kebanyakan orang lain, atau bertujuan memperoleh harta dan meniru orang zhalim dan para penindas dalam berpakaian, berkendaraan maupun dalam persaingan diantara sesama mereka. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang lain kepada agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap mukmin. Orang yang beruntung, dirinya memperoleh kesempatan untuk mendalami agama dengan maksud seperti ini. Mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah, dan tidak kalah tingginya dari kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa dalam meninggikan kalimat Allah, membela agama dan ajaran-Nya. Bahkan, mereka boleh jadi lebih utama dari para pejuang pada selain situasi ketika mempertahankan agama menjadi wajib ain bagi setiap orang. Al Maraghi, 198786 Al Ankabuut ayat 19-20 أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ كَيۡفَ يُبۡدِئُ ٱللَّهُ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥٓۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ١٩ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ بَدَأَ ٱلۡخَلۡقَۚ ثُمَّ ٱللَّهُ يُنشِئُ ٱلنَّشۡأَةَ ٱلۡأٓخِرَةَۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٢٠ dan Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah “Berjalanlah di muka bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [1147] Maksudnya Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat Nasib Ar-Rifa’i 1999 635 Disini Allah menegaskan bahwasanya bilamana orang-orang kafir tidak percaya bahwa Allah SWT yang maha Esa menurut apa yang disampaikan oleh rasu-rasul-Nya,maka mereka di ajak untuk melihat dan memikirkan tentang proses kejadian diri mereka sendiri. Yaitu bahwa Allah SWT yang menciptakan pada sebelumnya bukanlah sesuatu yang disebut-sebut yakni tiada . Kemudian mereka ada dan menjadi manusia yang dapat melihat dan mendengar. Maka tuhan mulai menciptakan dan mampu mengembalikanya dan menjadi hidup kembali. Dan sesungguhnya mengembalikan dan menhidupkan kembali itu mudah dan ringan bagi-Nya. Kemudian Ibrahim memberi petunjuk akan hal tersebut melalui segala sesuatu mereka saksikan di cakrawala, berupa berbagai macam-macam kekuasaan tanda kebesaran Allah yang telah menciptakannya, yaitun langit-langit, dan bintang-bintang yang ada padanya baik yang bersinar maupun yang tetap beredar dan semua yang menunjukan adanya penciptaan. Menurut Quraisy Shihab 2006236 Perintah berjalan kemudian dirangkai dengan perintah melihat seperti firman-Nya ditemukan dalam al qur’an sebanyak tujuh kali, ini mengisyaratkan perlunya melakukan apa yang diistilahkan dengan wisata ziarah. Dengan perjalanan itu manusia dapat memperoleh suatu pelajaran dan pengetahuan dalam jiwanya yang menjadikannya menjadi manusia terdidik dan terbina, seperti dia menemui orang-orang terkemuka sehingga dapat memperoleh manfaat. Ayat di atas adalah pengarahan Allah untuk melakukan riset tentang asal usul kehidupan setelah itu menjadikan bukti. Sebagai tambahan perjuangan mencari ilmu pengetahuan merupakan tuagas atau kewajiban bagi setiap muslim baik bagi laki-laki maupun wanita. BAB III PENUTUP Kesimpulan Surat Al Alaq ayat 1-5 Untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak, dianjurkan untuk membaca baik itu yang berupa pelajaran formal ataupun umum. Mencari ilmu tidak hanya membaca akan tetapi perlu bantuan untuk mengajarkannya. Manusia diciptakan dari segumpal darah yang lemah. Surat Al Ghossiyyah Manusia diciptakan untuk beribadah dan bertafakur atas segala ciptaan allah yang tiada bandingnya. Sungguh Terdapat banyak ilmu pengetahuan yang belum kita ketahui, Banyak terdapat contoh-contoh yang baik pada binatang seperti unta. Dengan ayat-ayat ini manusia dapat mengetahui kekuasaan allah secara nyata. Kewajiban kita mengajarkan ilmu sesuai dengan kemampuan kita tanpa memaksa siapa yang mau diberi ilu, karena Allahlah dzat yang menggerakkan hati setiap manusia. Surat Al Imron Dengan mengetahui pengetahuan yang lebih mendalam tentang ilmu sains maka menambah ketakwaan kepada allah Akal fikiran tidak berguna jika tidak digunakan untuk bertafakur kepada allah Bahwa kemenangan dan keberuntungan hanyalah dengan mengingat kebesaran allah serta memikirkan segala mahluqnya yang menunjuk kepada adanya kholiq atau pencipta yang esa. At Taubah Jihad dijalan allah tidak hanya berperang dimendan perang akan tetapi juga dengan menuntut ilmu yang banyak atau memberikan ilmunya. Dengan ilmu manusia dapat menjaga diri dari mengaru yang buruk Al Ankabuut Allah maha kuasa atas segala mahluknya, dengan mudah Dia dapat merubah seseuai yang beliau kehendaki Sesungguhnya pengetahui bahwa ada hidup setelah mati dibangkitkan kembali. Seharusnya kita pun mengajarkan kebaikan kepada sesama, karena semua hal akn diperhitungkan oleh Allah. Saran Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Al maraghi, Terjemah Tafsir Al Maraghi, CV Toha Puta, Semarang, 1987 .Ar-Rifa’i, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1, Gema Insani Press, Jakarta, 1999. Dahlan, AA dkk, Azbabunn Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Al qur’an, CV Diponegoro, Bandung Nata, Abidin, Tafsir Ayat-ayat PendidikanTafsir Al-ayat Al-Tarbawiy, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Al Mahali Imam Jalaludin dan As Suyuti Imam Jalaludin, Tafsir Jalalain Jilid 1. Bandung. Sinar Baru Algensindo, 2014, Al Mahali Imam Jalaludin dan As Suyuti Imam Jalaludin, Tafsir Jalalain Jilid 2. Bandung. Sinar Baru Algensindo, 2014, hlmn. 1316
dapatmemberikan ilustrasi mengenai konsep belajar dan pembelajaran, berikut ini adalah contoh ilustrasi: Pak Ahmad adalah seorang guru di SMP Negeri 1. Ia juga mengajar Pendidikan Agama Islam. Pada minggu pertama tahun ajaran 2014-2015 ia masuk ke kelasnya. Ia mengemukakan pesan berikut: “anak-
Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang belajar yang terkandung dalam al-Qur’an Surat al-Alaq Ayat 1-5, karena ayat-ayat ini sarat dengan informasi betapa pentingnya belajar tersebut. Di samping itu, dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang dasar-dasar belajar dalam arti menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkannya demi kesejahteraan dan keutamaan manusia dalam hidupnya. Sumber data yang penulis gunakan adalah al-Qur'an surat al-'Alaq ayat 1-5 dan ayat-ayat lain tentang belajar serta tafsirnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui studi kepustakaan. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode tahlily, yang menurut Baqir al-Shadr sebagai metode tajzi'iy, dan metode analisis isi Contents analysis yaitu suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik-karakteristik khusus suatu pesan secara subjektif dan sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa belajar dalam surat al-'Alaq ayat 1-5 adalah perintah Allah yang paling utama kepada umat Islam dengan melalui kata Iqra bacalah, membaca di sini tidak berarti hanya membaca sebuah teks saja, melainkan membaca alam, situasi dan kondisi di sekitar kita. Surat al-'Alaq lebih menggunakan kata iqra' dan qalam, keduanya sangat penting perannya dalam proses belajar dan/atau menggali ilmu pengetahuan. Kata Kunci Belajar; al-Qur’an; Surat al-Alaq Ayat 1-5; d73Wa1v.