Rembang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Rembang. Berikut ini adalah beberapa daftar Pondok Pesantren Salafiyah Terbesar dan Terkenal di Kabupaten Rembang Jawa Tengah 1. PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN Lokasi Jl. KH. Bisyri Mustofa Tawangsari, Leteh, Kec. Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59217 Berdiri pada tahun 1945, pasca masa pendudukan Jepang, pesantren ini semula lebih dikenal dengan nama Pesantren Rembang. Pada awal masa berdirinya menempati lokasi Jl. Mulyo no. 3 Rembang saja namun seiring dengan perkembangan waktu dan berkembangnya jumlah santri, pesantren ini mengalami perluasan sampai keadaan seperti sekarang. Tanah yang semula menjadi lokasi pesantren ini adalah tanah milik H. Zaenal Mustofa, ayah dari KH. Bisri Mustofa pendiri Pesantren Rembang. Kegiatan belajar mengajar sempat terhenti beberapa waktu akibat ketidakstabilan kondisi waktu itu yang mengharuskan KH. Bisri Mustofa harus mengungsi dan berpindah-pindah tempat sampai tahun 1949. Pesantren ini oleh banyak orang disebut-sebut sebagai kelanjutan dari Pesantren Kasingan yang bubar akibat pendudukan Jepang pada tahun 1943. Pesantren Kasingan pada masa hidup KH. Cholil Kasingan adalah pesantren yang memiliki jumlah santri ratusan orang dan terkenal sebagai pesantren tahassus ilmu ’alat. Santri-santri dari berbagai daerah belajar di sini untuk menuntut ilmu-ilmu alat sebagai ilmu yang dijadikan keahlian khusus macam nahwu sintaksis Arab, shorof morfologi Arab, balaghoh stilistika. Atas usul beberapa santri senior dan mengingat kondisi pada waktu itu pada tahun 1955, Pesantren Rembang diberi nama Raudlatuth Tholibin dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan nama Taman Pelajar Islam. Motto pesantren ini adalah ta’allama al-ilm wa allamahu al-naas kurang lebih berarti mempelajari ilmu dan mengajarkannya pada masyarakat. Pondok Pesantren PP Raudlatut Tholibin adalah satu di antara beberapa pesantren yang ada di Rembang. PP ini didirikan oleh KH Bisri Musthofa, ketika beliau menginjak usia relatif muda, sekitar 30 tahun ebelum mendirikan PP, Bisri “muda” telah melanglang Indonesia, mondok dari satu pesantren ke pesantren yang lain. Obsesinya untuk mendirikan PP setelah memiliki bekal ilmu agama yang cukup, dimotivasi oleh sebuah keinginan luhur yakni memberdayakan masyarakat setempat melalui pendidikan agama. Semboyan hidup yang selalu tertanam di sanubarinya ialah li i’lai kalimatillah. KH Bisri menikah dengan salah seorang putri pengasuh PP Lasem Rembang. Dalam usia 63 tahun KH Bisri wafat, sehingga tingkat estafet kepemimpinan diturunkan kepada putra tertua, yakni KH Cholil Bisri, dibantu KH Musthofa Bisri, seorang ulama sekaligus budayawan terkenal. Masyarakat dan Potensi Wilayah PP Raudlatut Tholibin berada di desa Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah. Lokasi PP berada di antara rumah-rumah penduduk dan dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Rembang. Pendidikan kepesantrenan Kegiatan pendidikan kepesantrenan di PP meliputi Madrasah Diniyah I’dad, Taman Pendidikan al-Quran TPA/TPQ, kajian kitab salafi dengan metode sorogan dan bandongan. TPA/ TPQ dengan materi Qiroati, dibuka untuk kalangan santri sendiri maupun masyarakat kajian kitab yang diwajibkan meliputi fiqih, ushul fiqih, tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, akhlak/tasawuf, tafsir al-Quran, hadis, mustholah hadis, bahasa Arab, tajwid, qowaidul fiqih, ilmu tafsir, tarih Islam, tarikh tasyri’, mantiq, dan imla’. EKSTRAKURIKULER 1. Kajian kitab-kitab kuning kitab salaf 2. Pembinaan Tilawatil Qur’an 3. Latihan berpidato dalam tiga bahasa Indonesia, Inggris dan Arab; 4. berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari; 5. Diskusi dan Penelitian Ilmiah, 6. Kepramukaan 7. Pengembangan Olahraga 8. Pengembangan Seni Drumband, Qashidah dan Marawis, 9. Pengembangan Seni Beladiri 10. Tahfidhul Qur’an; 11. Pengembangan jurnalistik dan publisistik, 12. Pengembangan Exacta Lab Skill, Ketrampilan, Wirausaha ternak sapi, tanam jamur dan kebun. 2. PONDOK PESANTREN AL HIDAYAT Lokasi Bayanan, Soditan, Kec. Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59271 Pondok Pesantren Al - Hidayat didirikan oleh Almaghfurlah Simbah KH. Ma'shoem Ahmad pada tahun 1916 Masehi di desa Soditan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Keberadaan Pondok Pesantren Al-Hidayat terletak kurang lebih 370 m dari pantai laut jawa. KH. Ma'shoem Ahmad pada mulanya berguru nyantri di Pondok Pesantren Jamsaren-Solo. Kemudian dilanjutkan di Pondok Pesantren Bangkalan Madura dibawah asuhan KH. Cholil, selain itu beliau juga berguru pada kiyai - kiyai besar lain. setelah menikah dengan Nyai Hj. Nuriyyah beliau berdagang topi di Jombang namun tidak berlangsung lama karena beliau mempunyai tekad yang kuat untuk terus mengadakan dakwah dan melawan penjajahan Belanda, sehingga pada tahun 1916 M beliau mendirikan Pondok Pesantren Al-Hidayat dengan maksud untuk meningkatkan kegiatan dakwah, belajar mengajar, ibadah dan mengumpulkan massa untuk bersama - sama melawan penjajahan. Pesantren yang dirintisnya tersebut pada awal mulanya hanya terdapat empat santri, kemudian pada masa - masa selanjutnya banyak sekali santri - santri yang berdatangan, terutama mereka yang mempunyai semangat, visi, misi dan keinginan yang sama dengan beliau. Tercatat beberapa alumni Al-Hidayat dibawah didikan dan binaan beliau antara lain KH. Idam Kholid pernah duduk sebagai ketua DPR/MPR RI KH. Ahmad Syaikhu Anggota DPR/MPR RI KH. Saifuddin Zuhri salah seorang kiyai / tokoh pengurus PBNU, KH. Subhan ZE, seorang Tokoh muda NU pada masa itu, KH. Mukti Ali Menteri Agama, dan banyak pura alumni yang saat ini menjadi tokoh masyarakat. Pada masa pendirian Organisasi Nahdlatul Ulama, beliau termasuk tokoh utama yang berperan didalamnya. pada saat itu selain terdapat beberapa kiyai lain yaitu KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim As'ari dan KH. Bisri Samsuri. System Pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Al-Hidayat dari mulai berdiri dan semasa hidup KH. Ma'shoem dan KH. Ahmad Syakir menganut pendidikan salafy, yaitu khusus mengkaji ilmu - ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning klasik baru pada periode Nyai Hj. Azizah Ma'shoem dan KH. Zaenuddin Maftuchin system pendidikan berubah memadukan salafy dan sekolah formal yang kurikulumnya selain mengacu pada kitab kuning juga menggunakan kurikulum Departemen Agama. 3. PONDOK PESANTREN KAUMAN LASEM Lokasi Mahbong, Karangturi, Kec. Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59271 Pesantren yang diawal berdirinya hanya memilki 3 tiga santri putri dan 2 dua santri putra ini, oleh pengasuh sekaligus pendirinya yakni Ahmad Ma’shoem di beri nama Pondok Pesantren Kauman, sebuah kebiasaan yang sering dilakukan para kyai terdahulu dalam memberikan nama untuk pesantrennya dengan menisbatkan pada daerah tinggalnya, sebut saja Pondok Pesantren Langitan Tuban, PP. Krapyak Yogyakarta, PP. Lirboyo Kediri,PP. Gontor sekarang PP. Modern Darussalam Gontor, Perguruan Islam Soditan sekarang PP. Al Hidayat Lasem dan masih banyak lagi. Sebuah kebijakan yang dimafhumi dan cukup beralasan, mengingat Pondok Pesantren Kauman merupakan satu-satunya pesantren yang ada di kawasan Kauman, desa Karangturi kecamatan Lasem kabupaten Rembang. Layaknya sebuah pesantren baru, kesederhanaan serta kesahajaan banyak terlihat disana-sini, terutama kondisi infrastruktur, bangunan asrama santri masih berupa rumah-rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu atu sering disebut dengan lumbung, musholla yang terbuat dari bahan yang sama, disamping tempat jama’ah juga difungsikan sebagai sarana belajar mengajar, mengingat belum tersedianya tempat khusus pembelajaran. Meskipun dalam kesederhanaan jumlah santri terus meningkat dengan pesatnya, kabar tentang adanya pesantren di kawasan pecinan komunitas Tionghoa . Dari mulut ke mulut, respect dan respon positif terus berdatangan dari masyarakat sekitar, terbukti dengan adanya orangtua yang menitipkan anak-anaknya baik putra maupun putri untuk mendapatkan pendidikan di Pesantren ini, sehingga dalam usianya yang masih tergolong muda, jumlah santri saat ini mencapai 166 santri mukim. 135 santri mahasiswa,270 santri weton, serta 200 santri kalong. Dan kini di Pesantren Kauman telah berdiri sebuah Perguruan Tinggi Negeri, yang merupakan kelas jauh dari UPBJJ UT Universitas Terbuka semarang Pokjar Lasem. Di Pesaantren ini pula setiap tahunnya dilaksanakan Tes seleksi beasiswa study ke Universitas AL AHGAFF Yaman. 4. PONDOK PESANTREN AN NUR IHSAN Lokasi Geneng, Pranti, Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59254 Profil Pondok Pesantren Nur-Ihsan Desa Pranti Rt 01 Rw 01 Kec. Sulang Kab. Rembang Jawa Tengah dirintis oleh Kyai Muhammad Ibrohim Al-Majid pada tahun 2005, beliau adalah santri dari Ulama Ahli Thoriqoh termashur Syekh Abdul Jalil Mustaqim Tulungagung Jawa Timur, yang sudah terkenal akan keilmuannya dalam bidang ilmu tasawuf. Dengan latar belakang beliau sebagai santri Thoriqah, tentu awal berdirinya Pondok Pesanteren Nur-Ihsan ini kebanyakan muridnya adalah para santri yang bertujuan untuk belajar dan memperdalam keilmuannya dalam bidang rohani. Bahkan seringkali beliau menerima santri yang barangkali menurut khalayak umum dianggap sebagai orang yang mempunyai kelainan jiwa. Namun dengan seizin Allah SWT, para santri yang “berbeda” ini berangsur pulih, dan akhirnya sembuh total. Seiring berjalannya waktu, para santri yang datang pun mulai bervariasi. Semakin ke sini semakin banyak santri yang tidak hanya butuh bimbingan secara rohani namun juga butuh dibimbing keilmuannya secara syar’i. Sehingga pengurus perlu untuk merumuskan sistem yang bisa mengakomodir keduanya. Baik dari sisi rohani maupun syar’i nya. Pondok Pesantren Nur Ihsan ini dalam bimbingan syar’i nya berorientasi pada pembelajaran kitab Al-Qur’an, Al-Hadits dan kitab-kitab salaf lainnya yang ada kaitannya dengan syariát Islam. Baik yang bersinggungan dengan keilmuan fiqih misalnya maupun kelimuan tauhid, dan lain sebagainya. Untuk bimbingan rohani, dalam hal ini langsung dibimbing oleh beliau Pengasuh Pondok Pesantren Nur Ihsan yaitu Kyai Muhammad Ibrahim Al-Majid, lewar berbagai macam amalan/laku yang harus ditempuh para santri. Seperti “laku suluk”, khususi-an, sampai dengan melaksanakan bai’at thariqah. Dengan kedua pola bimbingan ini, diharapkan para santri yang ada maupun yang sudah lulus dari Pondok Pesantren Nur Ihsan ini, kelak akan menjadi manusia yang tidak hanya cakap secara keilmuan syar’i saja, namun juga diberikan kekuatan rohani, sebagai ruh dari keilmuan itu sendiri. Mampu menjadi pelopor dalam menjaga dan menegakkan agama Allah, serta bisa bermanfaat untuk masyarakat di masing-masing lingkungannya. 5. PONDOK PESANTREN AL-ANWAR Lokasi Karangmangu, Kec. Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59274 Pondok Pesanten Al Anwar 02 didirikan oleh KH Maemoen Zubair pada 30 Juli 2006 / 6 Rojab 1427 H dan diresmikan pada 7 Maret 2009 oleh Prof. H Muhammad Nuh, DEA yang pada saat itu menjabat sebagai menteri Informasi dan Komunikasi RI. Dulunya ketika masih awal berdiri Pondok Pesantren Al Anwar 02 masih menjadi bagian dari Lembaga Al Anwar 01 yang diasuh oleh KH Maimoen Zubair. Meskipun masih menjadi bagian dari Al Anwar 1, Al Anwar 02 memiliki perbedaan meskipun tidak kontras dari Al Anwar 01, yakni pelajaran yang diajarkan dikombinasikan dengan pelajaran – pelajaran umum berbasis kurikulum dari Kementerian Agama. Saat ini Pondok Pesantren Al Anwar 02 sudah menjadi bagian dari Yayasan Al Anwar 02 dimana didalamnya terdapat MI, MTs, MA & PP Al Anwar 02 yang di asuh langsung oleh putra pertama Syaikhina KH. Maimoen Zubair yaitu KH. Abdullah Ubab MZ. Pondok Pesantren Al Anwar 02 berlokasi di Dukuh Gondanrojo, Desa Kalipang, Kec. Sarang, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah. Dari pondok yang awalnya hanya bangunan sederhana, kini semakin tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat dari segi kuantitas santri maupun kualitas. 6. PONDOK PESANTREN ASH-SHIDIQIYYAH Lokasi Rembangan, Tasikagung, Kec. Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59212 Pesantren Raudlatun Nasyiin Ash-Shidiqiyyah yang terletak di Desa Dadapan, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini memiliki berbagai keunikan. Baik dari segi bangunan maupun kondisi psikologi para santrinya. Pesantren ini mulai dirintis sejak tahun 2004 dan baru mendapatkan akte dari pemerintah tahun 2005 Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya, pondok pesantren yang lebih terkenal dengan sebutan Ponpes RN ASA ini memiliki bangunan dengan gaya arsitektur pecinan. Ketika memasuki pintu gerbang menuju pesantren, orang akan dihadapkan pada pintu masuk berukuran kecil yang hanya cukup dilewati satu orang. Bukan hanya itu saja, pintu masuk tersebut juga dibuat dengan batu berukir layaknya bangunan kuno. Keunikan pondok pesantren adalah gaya arsitektur pecinan seperti klenteng lebih menonjol dibandingkan dengan gaya bangunan pondok pesantren kebanyakan. Cat berwarna merah kombinasi warna emas menghias setiap dinding pondok. Di lantai bagian atas juga terdapat beberapa lampu lampion yang dijajar di bagian depan pondok. EKSTRAKURIKULER 1. Tahfidzul Qur’an 2. Kajian Kitab kuning 3. Tahlil 4. Imamah 5. Khitobah Muhadlarah Latihan Pidato/Dakwah 6. Seni Hadroh 7. Kursus B. Arab dan B. Inggris 8. Ketrampilan Hidup dan Wirausaha 9. Beladiri 7. PONDOK PESANTREN AL QURAN Lokasi Narukan, Kec. Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59273 Seperti umumnya pesantren di Rembang, pondok pesantren ini juga lebih dikenal karena pengasuh pesantrennya, Gus Baha’. Pondok pesantren al Quran, karena lebih banyak kajian Quran ini terletak di Narukan, Kragan. Pesantren ini adalah wujud dari cinta terhadap al Quran. Gus Baha’ dikenal sebagai seorang alim ulama yang memiliki kedalaman ilmu al Quran, namun beliau justru tidak mashur. Lebih senang dalam kajian keilmuan. Oleh sebab itu pesantren ini adalah pesantren terbaik dalam pendidikan Al Quran. Itulah daftar Pondok Pesantren Terbesar dan Terkenal di Kabupaten Rembang Jawa Tengah.TRIBUNJATENGCOM, REMBANG - Ribuan orang memadati area pondok pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang, Sabtu (14/9/2019) malam, untuk turut memeringati 40 hari wafatnya Kh Maimoen Zubair atau Mbah Moen.. Hingga pembacaan Yasin yang dipimpin Habib Abu Bakar Assegaf dari Tuban, dilanjutkan pembacaan Qosidah kesukaan Mbah Moen: Saduna Fiddunya, kemudian penyampaian sambutan dari pihak
SUSUNAN KEPENGURUSAN PONDOK PESANTREN AL-ANWAR 3 PUTRI MASA KHIDMAH 2022-2023 M/1444-1445 HPengasuh Dr. K. H. Abdul Ghofur, RembangPembimbing Nyai. Hj. Nadia Jirjis, Lc., RembangPENGURUS HARIANJabatanNamaAlamatKetua IIzza Nichlah CameliaMenganti, Kedung, JeparaKetua IIHuril MaulaBanjar, Galis, BangkalanSekretaris IAni Khalimatus Sa’diyahBlembem, Jambon, PonorogoSekretaris IIAdilla Adilatul MillahSidorejo, Sedan, RembangBendahara IDewi Nailatul FadilahKedalon, Batangan, PatiBendahara IIUmi Zamzamilatul LuthfiyahBendar, Juwana, PatiDIVISI MA’ARIFJabatanNamaAlamatKoordinatorDawamu QothrunnadaTemandang, Merakurak, TubanSekretarisLum’atul FitrianiKalipang, Sarang, RembangBendaharaDewi Ayu Fatma AmaliaKebon Kauman, Baureno, BojonegoroSub. Kegiatan dan KedisiplinanNurul HudaWangkelang, Cingambul, MajalengkaSofi Naziatul IfahMenganti, Kedung, JeparaSub. Pengajian Al-Qur’anNaila Sabilatil MunaBugel, Kedung, JeparaMasisatul HalwaTegineneng, Pesawaran, LampungRohimatut TaufiqiyahGeneng, Batealit, JeparaSub. SoroganElvian Happy DewayantiBanjar gondang, Blubuk, LamonganNila Fatimatuzzahro’Jetak, Pucakwangi, PatiKhuludPragaan, Sumenep, MaduraSub. Khataman Al-Qur’anNurul MustaqimahGondosari, Wuluhan, JemberDIVISI KEAMANANJabatanNamaAlamatKoordinatorEwantiKetambul, Palang, TubanAdministrasi Zahrotus Suroiya WahidahSelojari, Klambu, GroboganNurin Niswatul UmmahSugiharjo, Tuban, TubanSub. KedisiplinanRifqotul AuliaCijantung, Sukatani, PurwakartaDella PuspitaWelahan Welahan JeparaFathimatuz Zahro’Sengonwetan Kradenan GroboganAlya HimmatiPamotan, RembangRina Mustati’ahPacing, Sedan, RembangHapizahTerara, Lombok TimurSub. ElektronikSalsa FuroidaSarwadadi, Kawunganten, CilacapArdelia Naila KamilaDadapan, Sedan, RembangBadi’atus SholihahPorong, SidoarjoDIVISI KEBERSIHANJabatanNamaAlamatKoordinatorSiti Nur AfifahMoropelang, Babat, LamonganAdministrasiLailatul FitriyahSidomulyo, Sedan, RembangSub. Bank SampahShofiyanaLajo lor, Singgahan, TubanAni NaziraKablukan Bangilan TubanSalsabila Rizqi Hidayatul LatifahGetas Pejaten, Jati, KudusSub. Piket dan RoanNike KinestiBogorejo, BloraZumrotul HasanahKaras, Sedan, RembangSelvi YustikaSingkut, Sarolangun, JambiSabrina NurunnisaDurensawit, Lebaksiu, TegalSub. PerkebunanNurul Faizatul KhasanahBugel, Kedung, JeparaAnif Hidaytul UmmahKarangtinoto, Rengel, TubanReska Mardiyana PutriBatang Asai, Sarolangun, JambiDIVISI KESEHATANJabatanNamaAlamatKoordinatorLujeng LuthfiyahMrayon, Rembang, RembangSekretarisSugiarti Khoirul JannahLemah Putih, Sedan, RembangBendaharaMaliha Ratu AzkiyaKarang Tengah, Tangerang, BantenSub. PeriksaMursyida Sya’baniaBrengkok Brondong Lamongan Nailul WidadGiren, Talang, TegalSub. SenamLailatul MaghfirohTebel, Gedangan, SidoarjoQurrotul A’yunMulyoagung, Singgahan, TubanSub. Penyediaan ObatSiti Nurul HidayahSumbersari, Rimbo Ulu, Tebo, JambiSyafira EmhayanaMerakurak, TubanSub. PoskestrenSima Farikha SyarifTuksongo, Pringsurat, TemanggungAna Himatul UlyaSidayu, Bandar, BatangSub. PosterYayukSingkawang, Kalimantan BaratDIVISI PERLENGKAPANJabatanNamaAlamatKoordinatorDea Romadhoni EvitasariNgorogunung,Bubulan, BojonegoroAdministrasiUlfatul FauziyahKembangarum, Mranggen, DemakSub. PeneranganVina Riyadil JannahSumber Sari, Kragan, RembangErnawatiGendong, Kerek, TubanSri WahyuniSumber, Kradenan, BloraSub. Perairan Mufidatur RohmahKutorejo, Tuban, TubanDina Husna HadiBanjarjo, Bancar, TubanAna KhotimahSukoharjo Rames, Wedarijaksa, PatiSub. InventarisMaftuhatur RohmahTanggul, Wonoayu, SidoarjoAyu Qathrunnada Zukhruf JianidaKalikabong, Kalimanah, PurbalinggaMaimanahOku, Sumatra SelatanDIVISI MULTIMEDIAJabatanNamaAlamatKoordinatorDea Fadhila KhoirunisaKaranggebang, Jetis, PonorogoSub. Desain GrafisNur KasyifahMaesan, BondowosoRisma AgustinaTanjungrejo, Singgahan, TubanSub. DokumentasiSiti Afifatul KhoiriyahSobontoro, Karas, MagetanRegita Dwi Yogi PrihatiniColo, Dawe, KudusSub. JurnalistikTiyas Rindah KholifahRencawuluh, Bulukamba, BrebesSiska Alvi RamadhaniCabean, Cepu, BloraSub. VideoRofiqoh Nurul AshfiyaSumberagung , Banjarejo, BloraNadia MumtazahTangerang Banten
Kecamatan Sarang secara geografis, terletak di ujung timur Pantai Utara Kabupaten Rembang Jawa Tengah, di sebelah timur berbatasandengan Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban Jawa Timur, sebelah selatan berbatasandengan Kecamatan Sedan, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kragan, sementara di sebelah utara terdapat Laut Jawa. Kecamatan Sarang beribukota di Sarang, secara adminstratif Kecamatan Sarang menaungi beberapa desa yang berderet di sebagian Pantai Utara Rembang. Diantaranya adalah desa Temperak, Karangmangu, Bajing Jowo, Bajing Meduro, Sarang Meduro, Sendangmulyo, dan paling barat desa Kalipang. Jarak antara kota Sarang dengan kabupaten Rembang adalah + 45 Km. sedangkan dengan ibukota propinsi Jawa Tengah Semarang + 156 Km. Kantor layanan publik Kecamatan Sarang berada di desa Kalipang kantor Kecamatan, desa Sendangmulyo Kantor Polsek, Koramil, dan Pasar, desa Sarang Meduro Tempat Pelelangan Ikan, sementara di desa Karangmangu terdapat beberapa Pondok pesantren, di antaranya Lembaga Pondok Pesanten Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah [LP2 MUS]. Desa-desa sepanjang pantai tersebut mayoritas penduduknya adalah nelayan buruh maupun pemodal. Selain di sebut kota ikan karena sumber kehidupan penduduknya dari hasil penangkapan ikan, Sarang juga dikenal sebagai kota santri pusat Pondok Pesantren berada di desa Karangmangu. BERDIRINYA LEMBAGA PONDOK PESANTREN MUS Pada tahun 1850, bermula dari sebuah pengajian monolog di sebuah surau musholla yang dipimpin oleh seorang tokoh yang sangat kharismatik di lingkungan masyarakat nelayan Sarang bernama KH. Ghozali Bin Lanah. Pada saat itu beliau melihat kondisi masyarakat Sarang masih sangat jauh dari norma-norma Islam. Sebagai sarana dakwahnya beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan non formal, yang berupa Pondok Pesantren inilah pondok pesantren pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Pesantren di Karangmangu Sarang. Dalam perkembangannya, lembaga ini menjadi salah satu prioritas bagi mereka yang ingin mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Murid-muridnya tidak hanya berasal dari wilayah Sarang, akan tetapi banyak yang berasal dari luar daerah. Salah satu murid Beliau yang sangat terkenal adalah KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq, yang selanjutnya diambil menantu oleh KH. Ghozali untuk meneruskan perjuangan Beliau dengan dibantu oleh KH. Fathurrohman putra KH. Ghozali. Sepeninggal KH. Ghozali tongkat perjuangan dipegang oleh menantu beliau KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq dan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib KH. Ahmad dan KH. Imam Kholil. Pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib meninggal dunia dengan menorehkan sejarah panjang perjuangan. Dari tahun ke tahun, jumlah santri yang mengaji di lembaga ini semakin bertambah banyak. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Ahmad Syu’aib yang melihat kurang memadainya fasilitas, karena kurangnya lokal untuk bermukim bagi para santri yang berasal dari luar daerah. Akhirnya, KH. Ahmad dengan dukungan dan bantuan menantu Beliau, KH. Zubair Dahlan ayahanda KH. Maimoen Zubair, berinisiatif untuk mendirikan lembaga baru yang diberi nama Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pada perkembangannya Pondok pesantren ini terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Semenjak dari asuhan KH. Ahmad Syua’ib w. 1967 M kemudian diteruskan oleh putra Beliau, KH. Abdurrochim Ahmad w. 21 Romadlon 1422 H / 2001 M hingga sekarang Pondok Pesantren MUS telah memiliki santri dengan jumlah terdiri dari 800santri putra dan 400 santri putri . Saat ini Pondok Pesantren MUS telah memasuki generasi ketiga di bawah asuhan KH. M. Sa’id Abdurrochim dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim dan KH. M. Ahdal Abdurrochim. Seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren MUS terus mengalami perkembangan. Tidak hanya santri dari kalangan remaja dan dewasa, santri anak-anakpun banyak menuntut ilmu di dalamnya. Untuk menjaga kwalitas belajar para santri, khususnya santri dari kalangan anak-anak, maka pada bulan November tahun 2007 M, muncul ide untuk membuat pondok khusus anak-anak. Hal ini dianggap perlu demi menjaga efektivitas dan konsentrasi belajar santri seusia mereka. Karena pada usia seperti mereka diperlukan pendidikan dan pengajaran serta penanganan khusus. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka pada akhir tahun 2007 dibangunlah Pondok Pesantren baru khusus anak- anak yang diberi nama Ma’had Tarbiyatul Athfal. Dimana Pondok Pesantren ini masih berada di bawah naungan Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pembangunan Ma’had Tarbiyatul Athfal ini dibiayai oleh sumbangan tidak mengikat yang bersumber dari alumni dan para dermawan. MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN Stabilitas ekonomi masyarakat Sekitar Pondok Pesantren MUS, mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, sesuai dengan letak geografisnya yang berada di tepi laut, hanya sebagian kecil saja yang bercocok tanam dan berniaga. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat sekitar Pondok Pesantren ini tergolong kelas menengah. Sedangkan secara statistik keberagamaan masyarakat di sekitar Pesantren berkisar 99,9 % adalah penganut Agama Islam yang taat, sehingga sangat menunjang keberadaan Pondok Pesantren. Respon masyarakat sekitar terhadap Pondok Pesantren dapat terlihat dari partisipasi dan antusias mereka dalam pengajian rutin yang sudah turun menurun, diadakan setiap satu bulan sekali tepatnya Rabu Wage Selapanan. Di samping itu masyarakatpun dapat memanfaatkan para santri Pondok Pesantren MUS dalam kegiatan-kegiatan keagamaan semisal kegiatan Maulidiyyah, Tahlil dan lain-lain. Masyarakat sekitar Pondok Pesantren mempunyai hubungan erat yang dijalin oleh masyayikh dan para ustadz, agar mereka ikut merasa bertanggung jawab atas keamanan, kedisiplinan dan perkembangan Pesantren. Sebagai institusi pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu agama, pesantren mempunyai peranan besar dalam proses transformasi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Karena bagaimanapun pesantren merupakan sub sistem komunitas yang lebih besar sehingga mampu mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat. IV. FASILITAS Putra Kamar tidur 50 kamar Ruang tamu 2 kamar Aula 2 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 2 buah Kantor 3 buah MCK 52 buah Kantin 4 buah Dapur umum 2 buah Putri Kamar tidur 30 kamar Raung tamu 2 kamar Aula 1 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 1 buah Kantor 3 buah MCK 25 buah Kantin 2 buah Dapur umum 1 buah V. KEADAAN SANTRI, KYAI DAN GURU/USTADZ Santri yang mondok / belajar di Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah bejumlah + 1200 teridiri dari 800 santri putra 400 santri putri meliputi santri yang bermukim berjumlah + 1075 dan santri yang tidak menetap + 175 santri. Santri tersebut berasal dari sekitar Sarang dan beberapa kabupaten yang berada di Jawa dan luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra. Jumlah Kyai / Masyayikh adalah 6 orang, meliputi; 1 Pengasuh dan 5 anggota dewan Mustasyar. Ustadz / Guru berjumlah 45 orang, yang mayoritas berpendidikan madrasah tingkat Aliyah. VI. KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PON-PES MUS Proses belajar mengajar di Pon Pes MUS yang wajib diikuti oleh seluruh santri dimulai menjelang subuh. Pkl s/d Bangun Sholat Subuh. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Makan pagi dan persiapan sekolah. Pkl s/d Belajar klasikal di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah Pkl s/d Makan siang dan jama’ah Sholat Dhuhur. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat. Pkl s/d Jama’ah Sholat Ashar. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat Pkl s/d Jama’ah Sholat Maghrib. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Jama’ah Sholat Isya’. Pkl s/d Belajar bersama Study Club Pkl s/d Musyawaroh Diskusi Pkl s/d Istirahat Di samping kegiatan rutin, di pesantren ini juga diadakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler seperti, pembacaan dziba’iyyah, khithobah, diskusi ilmiah mingguan Majma’ Mubahastah Masail Syar’iyyah M3S, kuliah tujuh menit, dan majalah dinding Ar-Rihlah. VII. SUMBER DAN USAHA EKONOMI Sumber dana utama Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS adalah pemasukan dari unit usaha yang berada di bawah naungan pondok serta iuran para santri/siswa setiap bulan. VIII. KEGIATAN USAHA YANG SUDAH BERJALAN Hingga saat ini, kegiatan usaha Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS yang sudah beroperasi dengan optimal mulai tahun didirikan 1974 hingga saat ini adalah koperasi ” DWI BHAKTI”. Optimalisasi usaha koperasi ini, masih sebatas pemenuhan kebutuhan sehari-hari para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren.
EAOv.